Jakarta, 19 Agustus 2024 – Selama beberapa tahun terakhir, popularitas negara-negara kawasan ASEAN sebagai tujuan wisata favorit terus meningkat. Di Indonesia sendiri, jumlah total kunjungan wisatawan mancanegara per Desember 2023 mencapai 1,14 juta kunjungan. Angka ini naik 20,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year). Pertumbuhan yang pesat ini tentunya membawa manfaat yang signifikan antara lain dalam peningkatan lapangan kerja, kenaikan pendapatan, dan pengembangan infrastruktur di berbagai daerah.
Pertumbuhan pariwisata yang pesat menghadirkan tantangan-tantangan baru, salah satunya adalah pergeseran preferensi wisata menuju destinasi yang mengutamakan kesehatan serta keberlanjutan lingkungan alam, budaya, dan sosial. Menjawab tantangan tersebut, perlu adanya upaya bersama untuk bisa menerapkan pariwisata berkualitas dengan penetapan standar pada pengelolaan destinasi wisata. Upaya tersebut tentu akan mendorong peningkatan kunjungan wisatawan sekaligus pemerataan destinasi wisata khususnya di ASEAN+3.
Memimpin penerapan standar destinasi pariwisata berkualitas tersebut, International Quality Tourism Conference 2024 hadir atas inisiasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenko Marves), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas), dan Bank Indonesia (BI), dengan dukungan penuh dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Konferensi ini akan diadakan pada tanggal 29-30 Agustus 2024 di Bali Beach Convention, Sanur, Bali, dan dihadiri oleh sekitar 400 peserta, termasuk perwakilan dari berbagai kementerian/lembaga, perwakilan negara-negara ASEAN+3, pemerintah daerah, asosiasi pariwisata, akademisi, perwakilan industri dan organisasi nonprofit (NGO), serta organisasi internasional seperti the Secretariat of the World Tourism Organization (UNWTO), Global Sustainable Tourism Council (GSTC), dan World Economic Forum (WEF).
Konferensi ini menyuarakan “Building Quality Tourism Experiences Through Sustainable Practices and Collaborative Innovation” dengan menekankan pentingnya peningkatan kesadaran antar berbagai pihak akan pariwisata berkualitas (Quality Tourism), pengembangan strategi regional yang komprehensif, serta kolaborasi dengan WEF dalam penyusunan kebijakan peningkatan Quality Tourism.
Quality Tourism merupakan pendekatan Pembangunan kepariwisataan yang fokus pada empat pilar yakni (a) pilar perbaikan daya saing dasar, (b) pengelolaan pariwisata berbasis keberlanjutan lingkungan, sosial dan budaya, (c) penyediaan fasilitas, atraksi dan layanan pariwisata yang unik, serta (d) yang bernilai tinggi. Konsep Quality Tourism ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa industri pariwisata di Indonesia tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan (termasuk memberikan manfaat bagi masyarakat dan meminimalkan dampak negatif) sambil memberikan pengalaman berkualitas tinggi bagi wisatawan.
Menyambut diselenggarakannya acara ini, Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengungkapkan optimismenya. “Saya percaya bahwa the 1st IQTC akan mampu menghasilkan gagasan-gagasan cemerlang yang nantinya akan berperan besar dalam meningkatkan kualitas pariwisata bukan hanya di Indonesia atau kawasan ASEAN, tapi juga dunia,” ucapnya.
Sejalan dengan itu, Odo Manuhutu, Deputi Koordinator Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi menekankan tujuan yang ingin dicapai dari penyelenggaraan 1st IQTC. “Quality Tourism pernah dicanangkan oleh kepala negara ASEAN pada 2021, dalam ASEAN Agreement on Tourism. Namun selama lebih dari 20 tahun belum ada implementasinya. Oleh karena itu terima kasih kepada Kemenparekraf, Bank Indonesia, dan Bappenas mengembangkan Quality Tourism yang memiliki 4 pilar, yaitu dasar competitiveness, keunikan, nilai jual, dan keberlanjutan. Konferensi ini diharapkan akan dihadiri oleh 400 orang mewakili pemerintah juga dari industri yang kemudian akan membuat roadmap bagaimana menerapkan indikator-indikator di kawasan ASEAN+3,” ungkapnya.
Pernyataan Odo Manuhutu didukung oleh pernyataan Arinto Wicaksono, Kepala Kantor Persiapan PRP dan Hubungan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). “Buat kami pariwisata menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk kami di LPS. Pariwisata jadi salah satu sisi yang harus dikuatkan agar membuat ekosistem ekonomi juga semakin kuat. Di sisi lain, tugas dan fungsi kami adalah menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan, maka dari itu kita bisa lebih banyak melakukan kolaborasi.”Oleh karena itu, dengan menghadirkan stakeholder di berbagai bidang dari negara-negara ASEAN+3, pelaksanaan International Quality Tourism Conference jadi langkah penting dalam sektor pariwisata. Konferensi ini diharapkan bisa menghasilkan indikator awal pengukuran standar dari Quality Tourism, membuka kolaborasi lanjutan untuk peresmian pengukuran standar tersebut, serta jadi ruang untuk menyepakati komitmen bersama agar terus menerapkan standar Quality Tourism.
Berlangsungnya konferensi yang diinisiasi oleh Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Bank Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Bappenas ini didukung penuh oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Selain itu, konferensi ini juga mendapat dukungan dari Mastercard, Pertamina, Telkom Indonesia, BCA, BRI, dan Traveloka.